Langsung ke konten utama

Militansi Peracik Jamu Rewulu



Produk rintisan Yanti sekarang sudah menyediakan jamu serbuk instan. (Foto: Zahid Arofat)

Siapa mengenal Yanti? Terlalu banyak nama Yanti di Indonesia. Itu pun belum semua populer seperti Krisdayanti yang biasa dipanggil Yanti juga. Namun, ada satu Yanti yang menjadi ikon peracik jamu. Dia Yanti Wagianti, peracik jamu turun-temurun yang legendaris di Rewulu, Yogyakarta.
Yanti bercerita, awalnya ia tak paham soal pembuatan jamu tradisional. Ia belajar dari buliknya di Dusun Watu, Desa Agromulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Yanti sendiri adalah pendatang, sebab ikut tinggal suaminya yang merupakan warga asli daerah tersebut.
"Awal dulu susah banget. harus bersepeda dari rumah ke rumah," kata Yanti Sabtu (4/11/2017).
Yanti berkisah, kayuhan sepedanya bukan hanya dari rumah ke rumah, melainkan juga dari desa satu ke desa lainnya. Lebih payah lagi ialah ia sampai harus lintas provinsi, yakni hingga Kabupaten Magelang di Provinsi Jawa Tengah. Panas dan hujan bukan halangan.
"Dulu, saya berjualan jamu dengan sepeda. Keliling desa satu ke desa lainnya hingga daerah Grabak, Magelang,” kataYanti.
Kesulitan Yanti bukan hanya karena harus bersepeda lintas provinsi, melainkan juga harus bersaing dengan penjual jamu lainnya. Mereka sudah memiliki pelanggan tetap di setiap daerah.
"Rata-rata di setiap desa sudah ada penjual jamu dan memiliki pelanggan tetap. Jadi, saya harus mencari pelanggan sendiri," kata Yanti.
Dengan reputasi tinggi serta militansi kental, legenda hidup peracik jamu Rewulu itu kemudian didekati Pertamina karena sukses menyatukan para pedagang dan peracik jamu di Rewulu. Melalui program corporate social responsibility, Yanti dan kelompoknya dijadikan model pelaksanaan CSR berbasis pemberdayaan.
"Saat ini kelompok kami tidak hanya produksi jamu cair, tetapi juga bubuk. Dan alhamdulillah pemasarannya lebih mudah. Kami sudah memasok produk di berbagai pusat oleh-oleh, bahkan secara online," kata Yanti.
#GenLangitBiru
(Zahid Arofat - Grand Finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang, Temannya Andre Findy Fajar S)
Tulisan ini pernah dimuat di liputan6.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra: Psikologi Tokoh dalam Cerpen Topi Helm A.A. Navis

Buku Robohnya Surau Kami karya A. A. Navis. Foto: Asep Sopyan Sinopsis cerpen "Topi Helm" dalam Robohnya Surau Kami A.A. Navis Topi Helm Tuan O.M (Tuan Gunarso) adalah seorang opseter pada sebuah bengkel kereta. Tubuhnya pendek, namun dia sangat berwibawa karena topi helm yang dikenakannya. Hal itulah yang membuat dia dijuluki sebagai Si Topi Helm . Kewajiban Si Topi Helm itu membuat ia juga ditakuti oleh para pekerjanya. Namun ketakutan itu malah justru dijadikan sebagai candaan atau olok-olok para pekerjanya. Ketika mereka sedang asyik mengobrol sambil bekerja, seringkali ada yang mengatakan “Ssst... Si Topi Helm”. Tentu saja para pekerja itu tunggang langgang dan pura-pura untuk bekerja dengan rajin, seolah-olah mereka tidak pernah mengobrol ketika bekerja.  Hinggaa Tuan O.M harus dipindahtugaskan ke Bandung dan memutuskan untuk memberikan Topi Helmnya kepada Pak Kari, pekerjanya pada bagian rem. Tentu Pak Kari merasa sangat senang mendapatkan Topi Helm i...

Antologi Puisi

CERMIN DIRI Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Waktunya telah tiba, untuk segera melepas keterikatan Rambut ini mulai rontok, seakan semuanya makin parah Bisa juga lama-lama menjadi botak Aku tak peduli, ku anggap semuanya baik-baik saja Tidak menutup kemungkinan masanya akan datang Bersamaan dengan sakit yang memudar Masih ingat kalau aku sedang sakit? Tentu kau lupa Perempuan macam apa aku? Biadab mungkin Ada yang bilang kalau aku tak tahu diri Ya, ada benarnya Kata orang aku tak tahu malu, ku benarkan saja Bisa juga kaca dirumahku terlalu kecil Atau, lama-lama aku tidak membutuhkannya Untuk apa? Berdandan? Ingat, aku ini perempuan biadab jadi tidak butuh kaca Pecah saja, kemudian buang DIAMBANG KEBODOHAN Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Kejiwaan pasti pas untuk di bicarakan Berimajinasi tanpa mengenal batas normal Beberapa hari ini kualami Hilang kendali dengan beragam keabu-abuan Sepertinya diambang ketakutan tapi menutup ...

Sastra Lisan: Asal-Usul Sumur Kidul & Sumur Singget di Desa Jatisari, Pati

Sumur Singget di Karang Jati, Pati. Foto: Zahid Arofat Asal-Usul Sumur Kidul dan Sumur Singget Sastra Lisan di Dukuh Karangjati - Desa Jatisari - Kecamatan Jakenan, Pati BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesusastraan rakyat adalah sastra yang hidup di tengah-tengah rakyat. Dituturkan oleh ibu kepada anaknya yang dalam buaian. Tukang cerita juga menuturkannya kepada penduduk kampung yang tidak bisa membaca (tukang cerita sendiri belum tentu bisa membaca). Cerita yang semacam ini diturunkan secara lisan dari satu generasi kepada generasi yang lebih muda (Faang, 2011 :1). Lahirnya sastra lisan lebih dulu dari sastra tertulis. Tetapi ini tidak berarti bahwa dengan lahirnya sastra tertulis, sastra lisan langsung mati. Sesungguhnya sastra lisan itu hidup bersama-sama dengan sastra tertulis, terutama di kampung-kampung yang terpencil (Faang, 2011 :1). Apakah yang termasuk dalam sastra rakyat? Sebenarnya sastra rakyat yang juga dikenal dengan nama tradisi lisan mencakup suatu...