Langsung ke konten utama

Kids Zaman Now, Sekilas Harapan Pertamina

Muslim, Kepala Humas Pertamina MOR4 Semarang mengungkapkan harapannya kepada finalis Citizen Journalist Academi Energi Muda Pertamina Semarang untuk bangga pakai produk nonsubsidi. (Foto: Citizen Journalist Academy Semarang, kelas Videografi)
Sebagai salah satu BUMN yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap pemasukan negara, Pertamina juga berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan energi minyak dan gas dengan skala besar. Kebutuhan itu sendiri dibagi dalam dua kategori yaitu subsidi dan nonsubsidi. Namun, Pertamina sangat menyayangkan bagi masyarakat kelas atas yang notabenenya tidak berhak mengkonsumsi BBM bersubsidi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut tetap berlangsung, Pertamina menggaet anak-anak muda generasi millenial ikut andil mencegah pengkonsumsian BBM subsidi bagi orang yang tidak berhak.

Salah satu usaha yang dilakukan Pertamina dalam menggaet anak-anak muda adalah dengan adanya Program Citizen Journalist Academy yang bekerja sama dengan Liputan6.com dan INDOSIAR. Dengan basic jurnalist yaitu melalui karya jurnalist, Pertamina berharap bagi anak-anak muda millenial tersebut mampu menjadi motor ataupun penghimbau agar penggunaan BBM subsidi  tepat sasaran.

Sekitar 60 persen pengguna BBM adalah generasi milenial. Maka dari itu generasi millenial yang melek teknologi khususnya gadget diharapkan juga melek terhadap BBM nonsubsidi.

#GenLangitBiru


Penulis: Zahid Arofat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra: Psikologi Tokoh dalam Cerpen Topi Helm A.A. Navis

Buku Robohnya Surau Kami karya A. A. Navis. Foto: Asep Sopyan Sinopsis cerpen "Topi Helm" dalam Robohnya Surau Kami A.A. Navis Topi Helm Tuan O.M (Tuan Gunarso) adalah seorang opseter pada sebuah bengkel kereta. Tubuhnya pendek, namun dia sangat berwibawa karena topi helm yang dikenakannya. Hal itulah yang membuat dia dijuluki sebagai Si Topi Helm . Kewajiban Si Topi Helm itu membuat ia juga ditakuti oleh para pekerjanya. Namun ketakutan itu malah justru dijadikan sebagai candaan atau olok-olok para pekerjanya. Ketika mereka sedang asyik mengobrol sambil bekerja, seringkali ada yang mengatakan “Ssst... Si Topi Helm”. Tentu saja para pekerja itu tunggang langgang dan pura-pura untuk bekerja dengan rajin, seolah-olah mereka tidak pernah mengobrol ketika bekerja.  Hinggaa Tuan O.M harus dipindahtugaskan ke Bandung dan memutuskan untuk memberikan Topi Helmnya kepada Pak Kari, pekerjanya pada bagian rem. Tentu Pak Kari merasa sangat senang mendapatkan Topi Helm i...

Antologi Puisi

CERMIN DIRI Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Waktunya telah tiba, untuk segera melepas keterikatan Rambut ini mulai rontok, seakan semuanya makin parah Bisa juga lama-lama menjadi botak Aku tak peduli, ku anggap semuanya baik-baik saja Tidak menutup kemungkinan masanya akan datang Bersamaan dengan sakit yang memudar Masih ingat kalau aku sedang sakit? Tentu kau lupa Perempuan macam apa aku? Biadab mungkin Ada yang bilang kalau aku tak tahu diri Ya, ada benarnya Kata orang aku tak tahu malu, ku benarkan saja Bisa juga kaca dirumahku terlalu kecil Atau, lama-lama aku tidak membutuhkannya Untuk apa? Berdandan? Ingat, aku ini perempuan biadab jadi tidak butuh kaca Pecah saja, kemudian buang DIAMBANG KEBODOHAN Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Kejiwaan pasti pas untuk di bicarakan Berimajinasi tanpa mengenal batas normal Beberapa hari ini kualami Hilang kendali dengan beragam keabu-abuan Sepertinya diambang ketakutan tapi menutup ...

Sastra Lisan: Asal-Usul Sumur Kidul & Sumur Singget di Desa Jatisari, Pati

Sumur Singget di Karang Jati, Pati. Foto: Zahid Arofat Asal-Usul Sumur Kidul dan Sumur Singget Sastra Lisan di Dukuh Karangjati - Desa Jatisari - Kecamatan Jakenan, Pati BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesusastraan rakyat adalah sastra yang hidup di tengah-tengah rakyat. Dituturkan oleh ibu kepada anaknya yang dalam buaian. Tukang cerita juga menuturkannya kepada penduduk kampung yang tidak bisa membaca (tukang cerita sendiri belum tentu bisa membaca). Cerita yang semacam ini diturunkan secara lisan dari satu generasi kepada generasi yang lebih muda (Faang, 2011 :1). Lahirnya sastra lisan lebih dulu dari sastra tertulis. Tetapi ini tidak berarti bahwa dengan lahirnya sastra tertulis, sastra lisan langsung mati. Sesungguhnya sastra lisan itu hidup bersama-sama dengan sastra tertulis, terutama di kampung-kampung yang terpencil (Faang, 2011 :1). Apakah yang termasuk dalam sastra rakyat? Sebenarnya sastra rakyat yang juga dikenal dengan nama tradisi lisan mencakup suatu...