Langsung ke konten utama

Instagramable, Spot Foto Korean di Undip



Pepohonan rindang yang berjajar rapi di tepian jalan membuat jalanan tersebut seperti jalan ala di korea yang instagramable. (Foto: Zahid Arofat)
Universitas Diponegoro atau yang lebih akrab disebut Undip merupakan salah satu universitas terkenal di Indonesia bahkan hingga mancanegara. Seperti dilansir pada web https://www.undip.ac.id/language/id/archives/5117 bahwa Undip menduduki peringkat keempat universitas terbaik di Indonesia versi 4ICU University Web Ranking.
Selain pencapaian popularitas tersebut Undip juga menyimpan spot-spot foto menarik yang instagramable. Salah satu spot foto menarik yang wajib dikunjungi bagi pencinta selfie atau fotografi jika berkunjung di Undip adalah Korean Street. Korean Street merupakan jalan antara  Fakultas Ilmu Budaya dan Widya Puraya.
Tidak hanya mahasiswa Undip saja yang sering berkunjung untuk sekadar berfoto di sana. Ketika hari libur atau pada sore hari tempat tersebut juga ramai. Kebanyakan dari mereka adalah anak SMP hingga SMA.
“Saya dulu sering ke sini sama teman-teman. Namun, sudah beberapa bulan saya tidak ke sini. Akhirnya, sore ini bisa ke sini lagi. Tempatnya bagus, seperti di film-film korea”, jelas Eka, siswa SMA 9 Semarang, Sabtu (2/9/2017).
Sebutan Korean street sebenarnya muncul dari anak-anak Teater Emperan Kampus (Emka) Fakultas Ilmu Budaya Undip. Tempat tersebut dulunya sering dipakai untuk latihan teater dan olah vokal. Pepohonan rindang sepanjang jalan tersebut seakan seperti lorong dengan dedaunan kering yang berjatuhan. Tidak heran jika tempat tersebut pernah dijadikan wahana berlatih teater.
“Dulu, kita sering pemanasan dan olah vokal di sana. Namun, untuk mempermudah penyebutan jalan di belakang Fakultas Ilmu Budaya itu kami menyebutnya Korean Street. Ya, memang hampir mirip dengan tempat yang ada dalam drama korea di tv”, jelas Ali Mas’unil Huda, mantan anggota Teater Emka, Minggu (3/9/2017).
Tidak hanya menarik untuk berfoto, Korean Street juga cocok untuk joging. Tidak heran jika sore maupun pagi hari saat libur  tempat tersebut  ramai pejoging yang berlalu-lalang. Bagi anda yang menginginkan sensasi selfie ala korea atau sekadar ingin nongkrong atau joging bersama teman, tempat tersebut dapat dijadikan referensi menarik.

(Zahid Arofat - Grand Finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang, Temannya Andre Findy Fajar S)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra: Psikologi Tokoh dalam Cerpen Topi Helm A.A. Navis

Buku Robohnya Surau Kami karya A. A. Navis. Foto: Asep Sopyan Sinopsis cerpen "Topi Helm" dalam Robohnya Surau Kami A.A. Navis Topi Helm Tuan O.M (Tuan Gunarso) adalah seorang opseter pada sebuah bengkel kereta. Tubuhnya pendek, namun dia sangat berwibawa karena topi helm yang dikenakannya. Hal itulah yang membuat dia dijuluki sebagai Si Topi Helm . Kewajiban Si Topi Helm itu membuat ia juga ditakuti oleh para pekerjanya. Namun ketakutan itu malah justru dijadikan sebagai candaan atau olok-olok para pekerjanya. Ketika mereka sedang asyik mengobrol sambil bekerja, seringkali ada yang mengatakan “Ssst... Si Topi Helm”. Tentu saja para pekerja itu tunggang langgang dan pura-pura untuk bekerja dengan rajin, seolah-olah mereka tidak pernah mengobrol ketika bekerja.  Hinggaa Tuan O.M harus dipindahtugaskan ke Bandung dan memutuskan untuk memberikan Topi Helmnya kepada Pak Kari, pekerjanya pada bagian rem. Tentu Pak Kari merasa sangat senang mendapatkan Topi Helm i...

Antologi Puisi

CERMIN DIRI Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Waktunya telah tiba, untuk segera melepas keterikatan Rambut ini mulai rontok, seakan semuanya makin parah Bisa juga lama-lama menjadi botak Aku tak peduli, ku anggap semuanya baik-baik saja Tidak menutup kemungkinan masanya akan datang Bersamaan dengan sakit yang memudar Masih ingat kalau aku sedang sakit? Tentu kau lupa Perempuan macam apa aku? Biadab mungkin Ada yang bilang kalau aku tak tahu diri Ya, ada benarnya Kata orang aku tak tahu malu, ku benarkan saja Bisa juga kaca dirumahku terlalu kecil Atau, lama-lama aku tidak membutuhkannya Untuk apa? Berdandan? Ingat, aku ini perempuan biadab jadi tidak butuh kaca Pecah saja, kemudian buang DIAMBANG KEBODOHAN Oleh: Mega Dessy Ratnasari   Kejiwaan pasti pas untuk di bicarakan Berimajinasi tanpa mengenal batas normal Beberapa hari ini kualami Hilang kendali dengan beragam keabu-abuan Sepertinya diambang ketakutan tapi menutup ...

Penelitian: Tradisi Buka Selambu di Bakaran Wetan Pati

Mbah Karno, juru kunci makam Ki Dalang Soponyono, saat prosesi Buka Selambu. Foto: Zahid Aofat Tradisi Buka Selambu banyak dijumpai di berbagai daerah, khususnya di Jawa. Salah satunya di petilasan Ki Dalang Sopo Nyono dan Nyai Ageng di Desa Bakaran, Juana, Pati. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berbudaya merupakan sebuah harmonisasi lingkungan yang kompleks. Dalam perkembanganya, di Indonesia mempunyai beragam tradisi kebudayaan yang beragam, baik dari segi kesenian maupun asal-usul cerita dan legenda. Budaya yang menjadi embrio keberlangungan peradaban sebuah wilayah, selalu memberikan keharmonisan kehidupan antara tingkat kemajuan zaman dan lokalitas budaya yang bertahan. Hal ini mendorong berbagai macam metode penelitian dalam cara mempertahankan dan menjaga keaslian tradisi tersebut, tentu saja hal ini tidak akan berlangsung  hanya dengan  ilmuan yang apatis, dari sisi lain kita pertama-tama wajib mengetahui apa itu kebudayaan. Mengutip arti kebudayaan...